Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka

Kurikulum merupakan seperangkat kurikulum merdeka ketentuan yang memuat tujuan, isi, dan bahan pelajaran sebagai pedoman penyelenggaraan aktivitas pembelajaran. Adanya kurikulum bertujuan untuk menggapai pendidikan yang lebih berkualitas. Begitu terhitung bersama tujuan kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang berfokus untuk mengasah minat dan bakat anak sedini mungkin. Fokus yang mengidamkan dicapai dalam kurikulum ini adalah materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. Sehingga peserta didik memiliki memadai sementara untuk mendalami rancangan dan menguatkan kompetensi. Selain itu guru termasuk memiliki keleluasaan untuk pilih beragam perangkat ajar sehingga sanggup sesuai bersama kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Secara umum, kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Di mana konten bakal lebih optimal supaya peserta didik membawa waktu yang lumayan untuk mendalami rancangan dan menguatkan kompetensi. Nantinya, guru miliki kekuasaan untuk menentukan berbagai perangkat ajar agar pembelajaran bisa disesuaikan bersama dengan keperluan belajar dan minat peserta didik.

Kurikulum ini untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Yang mana proyek selanjutnya tidak diarahkan untuk menggapai target capaian pembelajaran tertentu, agar tidak terikat terhadap konten mata pelajaran.

CP, TP, dan ATP Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka terkandung 3 perihal mutlak sebelum membawa dampak rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),yaitu Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),Capaian Pembelajaran (CP),dan Tujuan Pembelajaran (TP). Capaian Pembelajaran (CP) adalah media/alat yang dirancang pemerintah untuk meraih perkembangan anak yang lebih optimal.

1. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

adalah rangkaian target pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis cocok urutan pembelajaran berasal dari awal sampai akhir fase.

2. Tujuan Pembelajaran (TP)

adalah info kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik di dalam satu atau lebih aktivitas pembelajaran.

3. Capaian Pembelajaran (CP)

adalah sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang kurikulum merdeka wajib dicapai peserta didik cocok fase usia peserta didik. 

Satuan pendidik bisa mengembangkan kronologis dan tujuan pembelajaran berdasarkan karakteristik satuan, kebutuhan dan minat anak, kondisi lingkungan sekitar, serta kaitannya bersama CP, sehingga rangkaian dan target pembelajaran antar-tiap satuan pendidik bisa sangat berbeda.

Ketika ketiga perihal ini terpenuhi, maka akan tercipta modul ajar yang kurikulum merdeka memuat tujuan, langkah, dan tempat pembelajaran, serta asesmen yang diperlukan dalam satu unit/topik yang pas dan cocok bersama umur peserta didik yang diajar.

Tujuan Kurikulum Merdeka

Ada beberapa tujuan kurikulum merdeka yang perlu diketahui para pengajar maupun guru, antara lain:

Menciptakan Pendidikan yang Menyenangkan

Tujuan kurikulum merdeka yang pertama, yakni menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik dan guru. Kurikulum ini tekankan pendidikan Indonesia pada pengembangan aspek keterampilan dan sifat cocok dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

Mengejar Ketertinggalan Pembelajaran

Salah satu tujuan kurikulum merdeka adalah mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Kurikulum ini dibikin dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia mampu seperti di negara maju, yang mana siswa diberi kebebasan di dalam pilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran.

Mengembangkan Potensi Peserta Didik

Tujuan kurikulum merdeka selanjutnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik. Kurikulum ini dibikin simple dan fleksibel sehingga pembelajaran dapat lebih mendalam. Selain itu, kurikulum merdeka terhitung berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik terhadap fasenya.

Dengan adanya kurikulum merdeka, diinginkan sanggup mengembangkan kompetensi para peserta didik. Hal ini jadi keistimewaan tersendiri, di mana kurikulum ini lebih mengedepankan pada kebebasan peserta didik. Kurikulum ini juga memudahkan para guru dalam memberi tambahan pembelajaran kepada peserta didik.

Asesmen didalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum kudu didampingi sistem penilaian atau asesmen yang baik seperti Asesmen Nasional (AN). AN amat tidak serupa bersama dengan Ujian Nasional. Karena AN dirancang untuk menilai kebolehan bernalar peserta didik, bukan menguji pengetahuan. AN juga menjadi penggambaran gagasan sekolah yang ideal. Selain itu AN termasuk menjadi penilaian kinerja pemerintah daerah, supaya pemerintah pusat dapat mengimbuhkan kebijakan yang lebih cocok bersama dengan keperluan dan konteks tiap-tiap satuan pendidikan dan daerah. AN ini sanggup ditunjang bersama dengan Asesmen Diagnostik (AD). Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, supaya pembelajaran dapat dirancang sesuai bersama kompetensi dan kondisi peserta didik. Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik, diberikan pendampingan studi secara afirmatif.

Guru diharuskan melaksanakan diagnosis simpel ini secara berkala tiap-tiap bulan. Karena hasil asesmen berfaedah untuk melaksanakan adaptasi materi pembelajaran cocok tingkat kapabilitas peserta didik yang diajarnya. Asesmen diagnosis berkala ini perlu dijalankan di tiap tiap kelas untuk semua jenjang pendidikan.

Instrumen Asesmen Nasional (AN)

Dalam laksanakan AN, terkandung tiga instrumen mutlak yang patut diperhatikan, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
1. AKM

mengukur hasil belajar kognitif literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) peserta didik.
2. Survei karakter

mengukur hasil studi emosional, sikap, nilai, keyakinan, dan tradisi yang mencerminkan pembawaan peserta didik.
3. Survei linkungan belajar

mengukur mutu segi input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

Konten yang diukur terhadap AKM berupa esensial dan juga terus-menerus lintas kelas maupun jenjang. Sehingga sifatnya minimum gara-gara tidak seluruh konten terhadap kurikulum diujikan. Selain itu AKM dilakukan untuk mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk hidup secara produktif di masyarakat. Berbeda bersama dengan asesmen berbasis mata pelajaran yang menilai hasil belajar murid terhadap mata pelajaran tertentu, AKM menilai kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses didalam berbagai macam mata pelajaran.

Harapannya tingkat kompetensi berasal dari hasil AKM memantik banyak ragam stategi pembelajaran yang sesuai dengan kebolehan peserta didik. Sehingga terbentuk kultur studi yang memposisikan peserta didik sebagai fokus utama, merubah paradigma mengajarkan materi menjadi menumbuhkan kompetensi secara konstruktif dan adaptif. Pembelajaran yang dirancang bersama dengan perhatikan capaian peserta didik akan memudahkan peserta didik menguasai konten atau kompetensi yang dikehendaki pada suatu mata pelajaran.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

Dalam lakukan Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk menambahkan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat bersama dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) diakui perlu untuk pengembangan sifat siswa karena beri tambahan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning).


Metode Project-Based Learning (PJBL) ini, lebih memfokuskan peserta didik terhadap permasalahan dan pertanyaan yang kompleks, kemudian menjawab pertanyaan dan memecahkan persoalan bersama bekerja mirip bersama kawan untuk menganalisisnya. Harapannya bersama PJBL peserta didik jadi lebih terbuka didalam pola pikirnya dan juga membuat siswa lebih aktif untuk berinteraksi atau berdiskusi dengan temannya yang lain. Selain itu metode ini terhitung mendorong peserta didik untuk melakukan bermacam kegiatan layaknya eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis informasi untuk menghasilkan beraneka bentuk hasil belajar.

Keunggulan Kurikulum Merdeka

Ada lebih dari satu keistimewaan kurikulum merdeka bersama kurikulum sebelumnya. Berikut sejumlah keistimewaan kurikulum merdeka, antara lain:

Lebih Fokus dan Sederhana

Keunggulan kurikulum merdeka bersama dengan sebelumnya, yaitu lebih fokus dan sederhana. Adanya kurikulum ini memicu peserta didik lebih fokus terhadap materi yang esensial dan pengembangan kompetensi. Selain itu, kurikulum ini lebih mendalam, bermakna, dan tidak terburu-buru.

Jauh Lebih Merdeka

Keunggulan kurikulum merdeka selanjutnya, yaitu lebih merdeka di dalam hal pembelajaran. Artinya, kurikulum ini membebaskan peserta didik untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Dengan terdapatnya kurikulum ini, baik peserta didik maupun guru mampu mengajar sesuai langkah capaian dan perkembangannya.

Lebih Interaktif

Kurikulum merdeka termasuk dinilai lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran lewat aktivitas projek (project based learning) menambahkan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, layaknya kasus lingkungan, kesehatan, dan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *